TAKENGON - Pagelaran Gayo Alas Mountain International yang dilaksanakan di empat Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, Kabupate...
TAKENGON - Pagelaran Gayo Alas Mountain International yang dilaksanakan di empat Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Tenggara, tidak sesuai dengan Juklak dan Juknis perencanaan awal yang di laksanakan oleh panitia dari Banda Aceh
Seluruh Stand empat Kabupaten didirikan dilapangan Musara Alun berbagai aneka ragam di perlihatkan dari seluruh Kota namun sepi sampai saat ini karna para pengunjung merasa kecewa karena tidak sesuai dengan pemberitahuan awal yang di perlihatkan dan ini acara GAMIFest bukan acara Go International dan ini hanya sebagai formalitas untuk menghabiskan anggaran serta menyelesaikan proyek menurut pengunjung
Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Mulyadi angkat biacara terkait Gamifest yang di selenggarakan di kabupaten Aceh Tengah seperti ada unsur untuk mempermalukan Kabupaten tersebut hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor seperti yang terjadi pada Opening Seremonial pada tanggal 14 September 2018 kemarin Dimana banyak sekali kekurangan seperti Sound Sistem yang kurang jelas, Lighting (PENCAHAYAAN) yang tidak maksimal, di tambah lagi para panitia mengumpulkan antara penonton laki-laki dan perempuan pada malam tersebut
"Tidak hanya itu kegiatan Pameran Kuliner juga banyak kritikan oleh para peserta yang mengeluh mulai dari tempat yang terkesan tidak sesuai dengan yang di gambarkan sehingga peserta banyak yang terpaksa gulung tikar dan kembali kerumah akibat kurang layaknya dan sepinya pengunjung pada tempat Stand pameran itu. Katanya
Selanjutnya saya merasa EO dari Provinsi Aceh dalam kegiatan tersebut tidak melibatkan Pemuda setempat yang lebih tau tentang kearifan lokal Masyarakat tersebut di tambah lagi lemahnya Koordinasi antara pihak panitia dengan Pemerintah setempat hal ini di buktikan dengan tidak hadirnya Bupati Aceh Tengah pada kegiatan Karnaval yang di selenggarakan pada hari ini
"Saya selaku ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Aceh Tengah berharap Kepala Dinas Kebudayaan Aceh untuk melakukan sidak terhadap kegiatan tersebut, karena saya merasa uang Lima Milyar (5 M) bukan perkara sedikit dalam kegiatan tersebut" Tutur Mulyadi.
Beberapa Aktivis juga mengecam atas terselenggaranya kegiatan itu yang banyak menjadi pertanyaan dan mengatakan kepada pihak wartawan liputan investigasi di lapangan kegiatan ini hanya menghabiskan anggaran dan menjadi sorotan oleh Masyarakat dan para Aktivis lainya yang tidak sesuai Spek dan gambar dan menjadi tanda tanya oleh para Masyarakat"Tambahnya
"Selain para pengunjung hanya bisa melihat dari jarak jauh lantaran lokasi Stand sangat licin dan harus memakai perlengkapan agar bisa memasuki ke arena lapangan Stand yang sudah disediakan oleh para panitia dari Provinsi Aceh itu namun hanya menjadi pertanyaan oleh para pengunjung karna lokasinya sangat jorok dan bersimbah air di arena lapangan Musara Alun Tersebut.(S'E).