Lhokseumawe/liputaninvestigasi.com – Ketua umum HMI Lhokseumawe - Aceh Utara M Atar menilai 2 tahun kepemimpinan Suaidi Yahya-Yusuf Muha...
Lhokseumawe/liputaninvestigasi.com – Ketua umum HMI Lhokseumawe - Aceh Utara M Atar menilai 2 tahun kepemimpinan Suaidi Yahya-Yusuf Muhammad, masih banyak persoalan yang belum diselesaikan serta terlalu lemah memanfaatkan peluang. Kamis 11 Juli 2019.
Ia menyebutkan, dua tahun pasca di lantik Suaidi Yahya – Yusuf Muhammad terlalu lemah memanfaatkan peluang, sehingga banyak persoalan yang muncul di kota metro dolar hari ini, bangunan terbengkalai, sampah yang berserakan dan air bersih yang belum dapat di selesaikan oleh walikota Lhokseumawe tersebut.
Selain itu masih banyak terdapat parkir liar yang tidak sesuai dengan qanun, penatakelolaan kota yang belum sesuai dengan RTRW, dan fasilitas sanitasi yang belum memadai, selain itu masih terdapat angka Inflasi tertinggi di Aceh yakni 0,64 pada April 2019.
Menurut M Atar, seharusnya Pemerintah Lhokseumawe harus lebih Jeli melihat peluang dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Lhokseumawe," kita melihat diantaranya peluang yang ada belum dimafaatkan secara maksimal untuk meningkatkan PAD kota Lhokseumawe, salah satunya belum di kelola secara maksimal sarana yang telah di bangun, misalnya pasar induk, pasar buah dan pabrik garam yang ada di blang mangat," katanya
Pengurus HMI itu menambahkan, dalam penatakelolaan sampah, pemerintah masih kurang masif dalam mempromosi lingkungan bersih dan sehat kepada masyarakat dan belum optimal pelaksanaan qanun retribusi, parkir liar yang masih menjamur di kota lhokseumawe hingga berdampak pada ketidakcapaian target PAD Kota Lhokseumawe, dalam tata kelola RTRW masih minimnya ruang terbuka hijau di kota tersebut.
"Kita sungguh mendambakan Gerak gesit pemerintah kota untuk mengejar ketinggalan dari kota-kota lain yang ada di provinsi Aceh," imbuhnya
Dalam peningkatan PAD, HMI berharap pemerintah mampu membaca peluang dan memanfaatkan sumberdaya yang ada melalui dinas terkait untuk lebih gesit dalam memajukan kota ini, yang paling penting penegakan syariat Islam di Lhokseumawe harus dilakukan dengan menyeluruh, sehingga tidak terkesan tebang pilih.
"Kita berharap Wali kota dapat melakukan trobosan efektif dalam tiga tahun terakhir masa kepemimpinannya sehingga nantinya Kota Lhokseumawe menjadi kota metropolitan di Indonesia, begegas pak, 3 tahun tidak lama," pinta M. Atar