BIREUEN/liputaninvestigasi.com - Usai pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Bireue...
BIREUEN/liputaninvestigasi.com - Usai pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Bireuen, periode 2019/2024. Aksi unjuk rasa digelar Aliansi Mahasiswa dan Pemuda yang tergabung dalam gerakan Aksi 2 September, bertujuan menyampaikan aspirasi rakyat 2 tahun kepemimpinan H. Saifannur S. Sos - H Muzakkar Agani. Senin.(2/9/2019) didepan gedung DPRK setempat.
Berselang aksi unjuk rasa yang digelar aliansi mahasiswa dan pemuda Bireuen tersebut. Bupati Saifannur bergegas meninggalkan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat DPRK Bireuen dan sejumlah rombongannya kembali ke pendopo utuk menghindari para pendemo,
Dalam aksi, Korlap Muhamad Dian menyampaikan sejumlah catatan kritikan selama 2 tahun kepemimpinan Saifannur-Muzakkar, diantaranya, tata kelola pasar serta parkir yang tidak tertib, gagalnya pendirian kampus IPDN, hilangnya beasiswa mahasiswa dan santri dayah.
Selain itu, pengembangan terhadap pembangunan SDM, kejelasan pembangun Rumah Sakit regional, kelangkaan gas elpiji, pembiaran ilegal logging dan galian C, serta merta pembangunan gedung gedung pemerintah yang terbengkalai, serta tidak seimbangnya harga jual hasil pertanian, perkebunan dan perikanan.
Hal senada juga diungkapkan para orator lainnya, Ahyar Rizki, Effendi, Syibran Malasi, mereka berharap agar Pemerintah bek meukeuliep, hal itu seperti yang sering disebut sebut Bupati Bireuen H Saifannur S.Sos.
Mereka juga berharap agar visi misi Bupati dan Wakil Bupati bukan hanya dalam mimpi saja, jangan asal bunyi, tapi harus dilaksanakan dan diimplementasikan sesuai harapan rakyat Bireuen.
“Hari ini Dewan Perwakilan Rakyat Bireuen kita sedang berpesta riya di gedung yang megah dalam rangka pelantikan, sementara kita datang menyampaikan aspirasi masyarakat, menyampaikan kebenaran dan agar bekerja 5 tahun ke depan untuk masyarakat,” sebut orator
Dalam akaksi unjuk rasa tersebut, terlihat ada aksi treatrikal seorang mahasiswa yang duduk di kursi roda sambil mengisap rokok dan sesekali tertidur, memeragakan seperti mengulang sejarah baru seminggu dilantik Bupati Bireuen tertidur.
Sementara itu Demo yang diikuti mahasiswa Umuslim, IAI, UNIKI, Akbid Munawarah serta Akper Muhammadiyah, yang tergabung dalam HMI, Formab, PB Himabir, PII dan pemuda Bireuen, mereka membawa serta poster bertuliskan sejumlah tuntutan, diantaranya.
DPR Jangan Tutup Mulut, Kami Rindu Kota Juang yang Dulu, Visi Misi Jangan Dalam Mimpi, DPR Wakil Rakyat Lo Bukan Wakil Keluarga Bro, Cukup IPN yang Pergi, Rumah Sakit Regional Jangan, Dibawa Kemana Biaya Siswa Kami, Pemerintah Bek Meukliep.
Para aksi tersebur kemudian ditemui pimpinan sementara DPRK Bireuen, Rusyidi Mukhtar S.Sos atau sering disapa Ceulangiek dan sejumlah anggota lainnya, Syauqi Futaqi, Yufaidir, M. Nasir Thaleb, Juniadi dan Zulkarnaini yang baru saja dilantik dan diambil sumpahnya oleh Ketua Pengadilan Negeri Bireuen, Zufida Hanum SH, MH.
Pada kesempatan itu Anggota dewan kemudian menandatangani perjanjian deklarasi bersama. Setelah itu pendemo membubarkan diri dengan tertib dan damai sekira pukul 13.20 WIB.
Pada aksi itu juga mendapat pengawalan ketat dari ratusan anggota Personil Polres Bireuen dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).(MS)