Banda aceh/ liputaninvestigasi.com - Ketua Ikatan Muslimin Aceh Meudaulat (IMAM), Tgk Muslem At Thahiri sangat menyayangkan sikap Wali Nang...
Banda aceh/liputaninvestigasi.com - Ketua Ikatan Muslimin Aceh Meudaulat (IMAM), Tgk Muslem At Thahiri sangat menyayangkan sikap Wali Nanggroe Malik Mahmud Al Haythar yang menolak audiensi dengan pihaknya, Senin (13/6).
Sebelumnya, pihak IMAM sudah menyurati secara resmi Wali Nanggroe untuk melakukan audiensi sekaligus silaturahmi tapi setelah berkunjung ke kantor Wali Nanggroe, audiensi dibatalkan karena permasalahan jumlah peserta.
"Jumlah peserta kita minta tujuh orang tapi pihak Wali Nanggroe minta lima orang, padahal tujuh orang itu menurut kami harus diterima tidak ada alasan untuk ditolak karena tidak memberatkan dan tidak akan memenuhi meuligoe apalagi meligoe sangat besar yang dibangun dengan biaya besar dari uang rakyat. Dan sepatutnya oleh Wali Nanggroe menerima perwakilan rakyat yang datang demi rakyat dan bangsa bukan untuk kepentingan pribadi," katanya.
Padahal kata Tgk Muslem Attahiry, kedatangan IMAM untuk menyampaikan masukan, saran, atau kritikan dalam beberapa hal untuk kemaslahatan masyarakat Aceh, kemaslahatan Wali Nanggroe, intinya kemaslahatan rakyat Aceh secara umum. Terutama beberapa permasalahan terkait penerapan syari’at dan permasalahan adat istiadat di Aceh, seperti pemberian gelar bangsawan.
Dan Tgk Muslem menyayangkan tekait pemberian gelar bangsawan Aceh kepada elite politik non Aceh serta elite politik yang bukan merupakan garis keturunan keluarga bangsawan Aceh. Pihaknya menilai bahwa Wali Nangroe belum dapat menjalankan adat istiadat Aceh dalam menerima tamu, dimana tamu dari bangsa sendiri tak diterima layaknya sebagai tamu, sedangkan tamu dari luar Aceh dari orang orang yang tidak punya jasa untuk Aceh sangat dimuliakan bahkan dengan mudah diberikan gelar kehormatan bahkan gelar bangsawan
"Salah satu maksud kedatangan kami ingin menyampaikan kepada Wali Nanggroe untuk menginstruksikan pihak terkait khususnya Majelis Adat Aceh (MAA) agar selektif dalam memberikan gelar bangsawan Aceh kepada elite politik non Aceh serta elite politik yang bukan merupakan garis keturunan keluarga bangsawan Aceh," Sebut Tgk Muslem
Terlebih menjelang penetapan Pejabat (PJ) Gubernur dan Bupati, Pihaknya juga ingin Wali Nanggroe merekomendasikan masing-masing PJ merupakan putra Aceh. Karena hari ini masih banyak putra-putra Aceh yang mampu dan mengerti tentang adat istiadat Aceh dan syari’ah.
"Kali ini kami datang baik-baik untuk audiensi dengan mengikuti prosedur, tapi tidak dilayani dan tidak diterima karena jumlah kami tujuh orang, maka jangan salahkan rakyat Aceh jika datang ramai-ramai ke meligoe Wali Nangroe untuk aksi protes berbagai karena kebijakan Wali Nanggro selama ini dalam memberikan gelar kehormatan sangat merugikan Aceh dan memalukan Aceh," tutup pimpinan dayah mujahidin ini dengan nada tegas.
Hadir dalam acara tersebut, Abi Muslem Attary, Abi Wahidi, Abi Ahmad perwakilan aceh utara, Walet bukhari perwakilan Bireuen, Tgk Iskandar Tokoh muda Bireuen, Tgk Khairul Tokoh muda Aceh Utara, dan beberapa perwakilan dari Kota banda aceh serta perwakilan dari Aceh jaya.