Bireuen/liputaninvestigasi.com - Terkait Bireuen juara ketiga akhir di urutan 21 pada acara MTQ Se-Aceh yang digelar di Kabupaten Bener Meri...
Bireuen/liputaninvestigasi.com - Terkait Bireuen juara ketiga akhir di urutan 21 pada acara MTQ Se-Aceh yang digelar di Kabupaten Bener Meriah membuat masyarakat prihatin dan kecewa. Sebab, kota santri dibawah kepemimpinan Bupati Muzakkar bukan membawa prestasi malah terpuruk dari hasil MTQ sebelumnya.
Persoalan ini sepertinya sangat serius bagi masyarakat, karena menjadi pembicaraan hangat yang tak henti - henti bagi warga, tak hanya di warung - warung, di media sosial juga pro dan kontra terkait hasil Kota Santri di MTQ tersebut.
Masyarakat pada dasarnya bangga karena Kabupaten Bireuen dijuluki kota santri, tetapi pemerintah seharusnya bertanggungjawab dan bisa membuktikan bahwa Bireuen Kota Santri bukan hanya slogan, tapi terbukti dengan prestasi di berbagai kegiatan agama dan islami. Hal ini yang membuat prihatin banyak pihak karena dianggap ini merupakan kegagalan Bupati dan dinas terkait.
Lantas, pantaskah Bupati bertanggungjawab?, tanya media ini saat menghampiri ketiga warga yang sedang membicarakan terkait hal tersebut di salah satu warung kopi di Bireuen, Minggu 26 Juni 2022, salah satu warga yang mengaku namanya Daud dengan spontan menjawab sangat pantas, karena bupati yang memiliki kebijakan.
"Baik dan jelek itu tanggungjawab Bupati, karena bupati yang memiliki wewenang, orang yang ditempatkan di dinas terkait juga wewenang bupati, seharusnya bupati menempatkan orang yang benar - benar memiliki keahlian di bidangnya dan serius bekerja, ini seperti tidak ada persiapan yang baik dan matang, seharusnya jauh sebelumnya sudah disiapkan," katanya.
BACA JUGA:
Diduga Ada Praktik Tidak Sehat Terkait Proyek di Rumah Bupati Bireuen, Kabag Umum Bungkam, Ada Apa?
Menurutnya, hasil peringkat ke 16 di urutan 21, juara ke 3 terakhir diantara 23 Kabupaten Kota lain di Aceh merupakan kegagalan yang harus dievaluasi kedepan agar tidak terulang kembali di masa yang akan datang, "ka hana juara 1 minimal masuk 10 besarlah, bek masuk 5 besar terakhir," katanya dengan nada kecewa.
Sebutnya, syarat utama meraih juara, jangan melakukan pengkaderan ketika mendekati perlombaan, akan tetapi pengkaderan harus dilakukan jauh sebelumnya, kematangan dan kesiapan mental sangat berpengaruh pada kejuaraan ditambah dengan latihan rutin dan berkelanjutan agar peserta tampil lebih maksimal.
BACA JUGA:
Selama Muzakkar Bupati Bireuen, Tak Hanya di Kota, Gedung Pemerintah Juga Semrawut
"Kita berharap pemerintah dan pihak terkait fokus dan serius, ini menjadi PR besar yang harus dibenah dan diperbaiki, kepada para peserta kita ucapkan terimakasih sudah mewakili Bireuen dan tetap semangat dan terus belajar dan berjuang, semoga Bireuen kedepan akan mendapatkan juara prestasi terbaik, Amiin," tutupnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Syariat Islam Kabupaten Bireuen Anwar, S.Ag, M.A.P. mengaku, pihaknya sudah melakukan persiapan jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Namun, hanya saja belum beruntung. "Kita sudah melakukan persiapan, cuma faktor keberuntungan belum memihak ke Bireuen, kita harus berusaha lebih keras lagi," katanya.
Baca Selengkapnya:
Bireuen Peringkat 3 Akhir di MTQ Se-Aceh, Begini Kata Kadis Syariat Islam
Penulis : Nadar
Editor : Fauzan A