liputaninvestigasi.com - Sepertinya sebutan Kota Santri hanya cuma slogan, buktinya pejabat tertinggi Pj Bupati Bireuen Aulia Sofyan menggel...
liputaninvestigasi.com - Sepertinya sebutan Kota Santri hanya cuma slogan, buktinya pejabat tertinggi Pj Bupati Bireuen Aulia Sofyan menggelar kegiatan nonton bareng (nobar) tanpa menerapkan syariat islam.
Nobar yang dilakukan di depan halaman Pendopo Bireuen memperlihatkan pandangan yang tak sedap. Pasalnya, ratusan masyarakat yang hadir mereka dibiarkan duduk bersama antara laki - laki dan perempuan tanpa adanya pembatas.
Acara tersebut menimbulkan berbagai reaksi, beberapa warga di lokasi ikut menyayangkan peristiwa tersebut apalagi pada acara nobar itu terlihat Pj Bupati Bireuen Aulia Sofyan bersama pejabat lainnya di barisan depan sambil menikmati pertandingan semifinal Piala Asia U-23 antara Indonesia Vs Uzbekistan.
"Pemandangan seperti ini sangat disayangkan, nyoe lagenyoe buet ipeulaku, peu yak boh lakab Bireuen sebagai Kota Santri dan Beriman (kalau begini yang dilakukan, untuk apa gelar Bireuen sebagai Kota Santri dan Kota Beriman)," kata M. Yakob kepada media ini. Senin 29 April 2024 malam
Seharusnya, katanya, pihak penyelenggara dalam kegiatan tersebut menghargai gelar Bireuen sebagai Kota Santri dan menerapkan syariat islam seperti memberikan pembatas antara laki- laki dengan perempuan. Apalagi mengingat kegiatan itu digelar di Pendopo dan dihahadiri oleh Pj Bupati Aulia Sofyan bersama pejabat lainnya.
"Kalau begini kondisi untuk apa Bireuen sebagai Kota Santri, lebih baik tanpa gelar seperti kota- kota lain," ungkap Yakob dengan nada kecewa.
Seharusnya, dengan adanya gelar tersebut, Bireuen menjadi contoh bagi kota kota lain tentang penegakan syariat islam. "Kita berharap agar kedepan setiap kegiatan menerapkan syariat islam agar Kota Santri ini menjadi contoh bagi daerah lain," harapnya. (Nadar)