Banda Aceh/liputaninvestigasi.com- Perairan Aceh kini menghadapi masalah serius yang sering tidak terlihat oleh kasat mata, pencemaran mikro...
Banda Aceh/liputaninvestigasi.com-Perairan Aceh kini menghadapi masalah serius yang sering tidak terlihat oleh kasat mata, pencemaran mikroplastik.Temuan terbaru menunjukkan bahwa tingkat mikroplastik di aliran Sungai Krueng Aceh hingga pantai Ulee Lheue semakin mengkhawatirkan.
Sebagai mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat (MKM), saya merasa perlu untuk menyoroti masalah ini karena dampaknya bukan hanya terhadap lingkungan, tetapi juga terhadap kesehatan masyarakat.
Mikroplastik bahaya tersembunyi.
Mikroplastik, yang berukuran kurang dari 5 mm, adalah fragmen plastik kecil yang dihasilkan dari degradasi sampah plastik besar atau berasal dari produk konsumen seperti kosmetik dan pakaian sintetis. Meski ukurannya kecil, mikroplastik membawa dampak besar.
Saat partikel ini masuk ke perairan, mikroplastik dapat mengendap di sedimen atau dimakan oleh biota laut seperti ikan dan kerang. Ini menjadi masalah serius ketika manusia mengonsumsi makanan laut yang terkontaminasi.
Yang lebih mengkhawatirkan, mikroplastik dapat menyerap zat-zat berbahaya seperti polutan organik dan logam berat. Zat-zat ini kemudian dapat terakumulasi dalam tubuh manusia, menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang seperti gangguan hormonal, inflamasi, bahkan penyakit kronis.
Sumber Pencemaran Mikroplastik di Aceh.
Limbah plastik yang mencemari perairan Aceh sebagian besar berasal dari daratan, termasuk sampah rumah tangga, limbah industri, dan plastik sekali pakai. Aliran sungai yang membawa sampah ini ke laut semakin memperburuk kondisi lingkungan. Di wilayah pesisir seperti Ulee Lheue, sampah plastik ini terus terakumulasi dan mencemari ekosistem laut.
Sungai Krueng Aceh, sebagai salah satu sumber air utama di Aceh, kini juga tercemar mikroplastik, mengancam kualitas air dan kehidupan masyarakat pesisir yang bergantung pada hasil laut sebagai sumber pangan. Jika situasi ini tidak segera ditangani, dampaknya bisa lebih luas dan lebih sulit diperbaiki di masa depan.
Dampak Terhadap Kesehatan Masyarakat.
Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, pencemaran mikroplastik menimbulkan risiko yang sangat serius. Penelitian di berbagai negara menunjukkan bahwa mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui rantai makanan, terutama melalui ikan dan kerang yang tercemar.
Akumulasi mikroplastik dalam tubuh manusia dapat menimbulkan efek negatif jangka panjang, termasuk gangguan sistem hormonal, peradangan, dan peningkatan risiko penyakit kronis.
Sebagai mahasiswi kesehatan masyarakat, saya melihat ini sebagai ancaman langsung bagi kesehatan masyarakat Aceh. Masalah ini bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga soal kesehatan manusia. Jika tidak segera diatasi, dampak jangka panjang pencemaran mikroplastik ini akan menjadi beban bagi sistem kesehatan di Aceh.
Peran Pemerintah dan Masyarakat.
Untuk mengatasi pencemaran mikroplastik, langkah-langkah konkret dari berbagai pihak sangat diperlukan. Pemerintah, misalnya, perlu memperketat regulasi terkait pengelolaan sampah dan memastikan bahwa undang-undang yang melarang pembuangan limbah plastik ke badan air benar-benar ditegakkan.
Di Aceh, regulasi seperti yang tercantum dalam Pasal 159 PP No. 22 Tahun 2021 sudah ada, namun implementasinya perlu lebih ditingkatkan.Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengurangi pencemaran mikroplastik.
Edukasi tentang pentingnya pengelolaan sampah dan bahaya plastik sekali pakai harus ditingkatkan. Kampanye untuk mengurangi penggunaan plastik dan meningkatkan daur ulang harus lebih sering dilakukan, terutama di kalangan masyarakat pesisir yang rentan terdampak pencemaran ini.
Solusi Jangka Panjang.
Langkah-langkah praktis untuk menekan pencemaran mikroplastik bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memperbaiki sistem pengelolaan sampah, dan membersihkan sampah yang mencemari sungai dan pantai. Selain itu, pemerintah bisa mendorong penggunaan teknologi pengolahan limbah yang lebih ramah lingkungan serta memperketat standar untuk produk-produk yang mengandung mikroplastik, seperti kosmetik dan produk rumah tangga lainnya.
Di bidang akademik, penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk memahami dampak mikroplastik terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Universitas dan lembaga penelitian bisa berperan dalam memberikan data yang lebih akurat mengenai tingkat pencemaran mikroplastik di Aceh, serta dampaknya terhadap ekosistem laut dan kesehatan masyarakat.
Penutup.
Pencemaran mikroplastik di perairan Aceh adalah masalah yang harus segera ditangani. Jika tidak, dampaknya akan terus berlanjut, tidak hanya merusak ekosistem laut, tetapi juga membahayakan kesehatan masyarakat yang menggantungkan hidup pada hasil laut. Pemerintah, masyarakat, akademisi, dan sektor swasta harus bekerja sama untuk mengurangi penggunaan plastik, memperbaiki pengelolaan sampah, dan melindungi perairan Aceh dari ancaman mikroplastik. Masa depan lingkungan dan kesehatan kita bergantung pada tindakan yang kita ambil hari ini.
Penulis:Ira Sonaya Azra
Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat (MKM) Fakultas Kedokteran di Universitas Syiah Kuala.
Peduli Terhadap isu Kesehatan dan Lingkungan
E-Mail : ira28@mhs.usk.ac.id